Sabtu, 14 Februari 2009

Debat Hanung Bramantyo Vs Ridwan Saidi

Rabo dini hari (kalo ga salah), jam 00.45 aku terbangun dari tidurku. Sebenernya lebih tepat dibilang ketiduran. Karena emang aq bener2 kaget begitu liat jam udah jam segitu dan lampu rumah udah pada gelap. Hari itu bener2 capek. Setelah sehari sebelumnya tidur larut dan ngga ada waktu untuk balas dendam (baca: tidur siang) karena banyak kerjaan rumah yang menanti, maka, setelah solat magrib, aku terkapar di tempat tidur.

Inget belom makan malam, aku langsung ambil makanan di meja makan dan memencet tombol power televisi.

Setelah ganti2 beberapa channel, akhirnya menemukan satu acara yang menarik perhatianku di TV One. Nama program acaranya DEBAT dan tema hari itu adalah ‘Kontroversi Film Perempuan Berkalung Sorban’. Sebelumnya, udah denger kabar dari infotainment kalo film garapan sutradara muda, Hanung Bramantyo, yang telah sukses melalui Ayat-ayat Cinta ini menuai kecaman dari beberapa pihak terutama para pemuka agama yang merasa film tersebut telah melecehkan Islam.

Waktu di infotainment sih liatnya sambil lalu, bodo amat. Tapi di acara ini, mas Hanung berdebat langsung dengan Ridwan Saidi. Mungkin dari penampilannya, Pak Ridwan ini sudah berumur 50an ke atas, bisa diliat dari rambutnya yang hampir seluruhnya beruban. Tapi, budayawan satu ini luar biasa. Pengetahuannya luas banget. Kritikannya begitu pedas! Bapak satu ini sampe bilang kalo kita ngga usah nonton Film Perempuan Berkalung Sorban karena filmnya sama sekali ngga bermutu. Beliau menilai, film ini melecehkan Islam karena dalam film ini diceritakan tentang Orang tua (kiai) yang mengekang anaknya (Annisa diperankan oleh Revalina S. Temat) yang notabene hidup dalam lingkungan pesantren. Beliau berujar bahwa ngga ada kehidupan pesantren yang mengekang seperti itu. Film ini menjelek-jelekkan tokoh kiai yang ada. Pak Ridwan bilang kalo Hanung suruh kuliah lagi biar pinter! Pokoknya, gemes banget liat debat waktu itu. Pak Ridwan ngga mau kalah. Dan marah kalau pembicaraannya di potong oleh Hanung.

Sebaliknya, Hanung Bramantyo menanggapi dengan santai, kalem, sama sekali ngga terpancing. Cuma mesem-mesem. Dia membela bahwa dia hanya ingin menciptakan tokoh yang berbeda, selama ini tokoh kiai identik dengan hal2 protagonis. Padahal menurut dia, kiai bisa juga melakukan kesalahan layaknya manusia biasa.

Setelah sesi pertama antara Hanung Bramantyo dengan Ridwan Saidi usai, acara yang dipandu oleh 2 pembawa berita TV One yang cantik2 itu dilanjutkan dengan sesi selanjutnya oleh Aminudin Yakub, seorang pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia) Vs Ibu Siti Musdah Mulia. Si ibu sebagai perempuan merasa kalau film tersebut benar2 mewakili kaum hawa yang memang benar adanya kejadian tersebut terjadi karena beliau sendiri merupakan orang pesantren. Tapi dari pihak MUI, bapak Aminudin Yakub jelas2 membantah (ya iyalah, orang ada di pihak kontra)

Ahh,,whatever..dengan adanya kontroversi yang katanya akan berujung pada pencekalan ini, justru bisa jadi akan lebih banyak orang yang nonton. Kaya aku sekarang ini, jadi pengen ngerti, kaya apa sih filmnya??

4 komentar:

  1. kamu pro apa kontra??
    kalo aku sendiri sih kontra. Cz disaat umat Islam Indonesia sedang berjuang untuk bangkit dari pandangan2 yang negatif, lha kok malah muncul film ini yang kalo ditonton ama orang awam pasti akan menmberikan pandangan yang jelek kembali buat umat Islam.
    Kali ini tidak salut buat Hanung!

    BalasHapus
  2. umm..ayo kita nonton duLu... =))

    BalasHapus
  3. sip dah...

    visit my blog...
    www.sektorinfo.blogspot.com

    BalasHapus
  4. Chickshit untuk orang macam hanung

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...