Selasa, 10 Februari 2009

Sunyi malam ini





Hari ini aku di sini.
Duduk sendiri di kamar ku yang luas. Hening. Sunyinya malam begitu terasa.
Beberapa hari terakhir ini, banyak cerita. Pengalaman berharga yang diberikaNya olehku.

Tentang ‘asisten’ baru kami dengan segala kejanggalan dan keanehannya. Sehingga aku berfikir bahwa menjadi ‘asisten’ pun harus pintar, cerdas dan cekatan dalam bekerja.

Tentang ibu yang bertolak ke ibu kota untuk menjenguk mbah yang tergolek lemah di ICU RS Fatmawati Jakarta dengan selang infus,oksigen dsb dipasang dimana-mana. Yang menyebabkan aku harus siap menhandle segala urusan rumah dengan resiko registrasi kuliah untuk semester selanjutnya agak sedikit tertunda.

Tentang om tono dan tante dar yang untuk pertama kalinya mendapatkan si buah hati, laki-laki. Jagoan mereka keluar melalui operasi caesar setelah kontraksi selama satu hari satu malam!! Bisa kubayangkan betapa hebatnya perjuangan sang ibu dengan sekuat tenaga bertahan demi si jabang bayi. Luar biasa. Saat-saat seperti itulah aku tersadar akan kasih sayang ibu sepanjang masa. Ah,anak macam apa aku ini yang selama ini selalu menuntut dan menghiraukan kewajiban. Belum lagi om tono yang terlihat bahagia sekali atas kelahiran putra pertamanya itu. Setiap ada sanak saudara dan kerabat yang datang, dengan bangga dia memperkenalkan bayinya melalui kaca jendela ruang perawatan bayi di rumah sakit. Dia pasti bangga sekali dengan bayinya itu. Berdoa dan menaruh harapan besar pada sang anak agar kelak menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Mungkin hal ini tak jauh berbeda ketika aku lahir dulu. Saat itu, ketika mungkin aku sedang menangis kecil dirawat bidan, bapak juga pasti menaruh harapan besar padaku, putri pertamanya. Lagi-lagi aku berdesah,,,apakah aku sudah mewujudkan harapan-harapan besar yang mereka percayakan padaku di usiaku yang belum genap 19 tahun ini??

Tentang aku yang belum sepenuhnya bisa memanfaatkan waktu. Terkadang tak bisa mengendalikan emosi dan mengabaikan segalanya yang lebih penting. Seolah-olah aku seperti anak kecil yang tak bisa mendahulukan mana yang lebih penting dan justru mengabaikan kepentingan itu. Hasilnya, jadi tak sesuai harapan.

Tentang aku yang akhir-akhir ini begitu jauh dariNya. Entah karena apa. Aku terlalu sibuk dengan duniaku, terlalu bahagia dengan hura-hura ku. Aku seperti tersihir oleh bisikan-bisikan yang menjauhkan ku dariMu, Tuhan.

Sebuah renungan yang selalu ingin aku ingat agar bisa menjadi lebih baik lagi, dalam segala hal.

Menjadi hambaNya yang taat,
Menjadi anak yang berbakti,
Menjadi kakak yang bisa jadi panutan adik-adiknya,
Menjadi mahasiswa produktif, aktif dan kritis,
Menjadi teman dan sahabat yang selalu dirindukan kehadirannya,
Menjadi kekasih yang dicintai,
Dan Menjadi manusia yang bermanfaat serta beruntung.

Amin.amin ya Allah...

2 komentar:

  1. Mushahabah yang bagus. Renungilah semua perjalananmu selama ini. Jika ada baiknya, bagilah dengan orang2 disekitarmu. Jika ada yang tidak baik, jadikan pelajaran yang baik untuk tidak diulangi lagi.

    BalasHapus
  2. ya Allah...senengnya eya diceramahin idok.. =))

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...