Minggu, 22 Maret 2009

Mendadak hujan

Hujan tiba tiba turun dengan derasnya setelah cuaca panas beberapa waktu. Percikan air sedikit mengenai wajahku yang kusam karena lelah yang menyergap. Suaranya berceracau hingga harus berteriak saat berbicara. Pun dengan perutku yang ikut-ikutan menggila, karena ditelantarkan oleh empunya

Aku tak bisa menikmati hujan kali ini yang dengan sigapnya memberi siraman pada pohon2 di depanku untuk melepas dahaga. Aku tak bisa merasakan damainya suara hujan kali ini. Perutku berceloteh sekaligus bernyanyi menghiburku.

Aah, bagaimana nasib motorku?? Yang tergeletak manis di halaman sana?? Tanpa atap yang melindunginya. Kekasihku pun sambil lalu menanggapi ocehanku ini.

Sedangkan bapak, hanya berujar, ‘kasihaaan..tiba2 kau bisa jadi pujangga, segera usaha tuk layani perutmu’ yang diutarakan lewat sms setelah aku kirim kata kata di atas.

Bagaimana ini?? Antara menerobos hujan, atau menelantarkan perutku. Sementara teman teman telah menantiku untuk satu kata, rapat ! ugh [!]

*tulisan di atas ditulis di koridor depan kelas sembari menatap sang hujan sebelum laptop mati karena kehabisan baterai, dan di bawah ini dilanjutkan saat sudah ada di kamar kos tercinta*
Lanjuutt..

Setelah hujan yang tanpa permisi itu turun dengan tiba-tiba dan menghiasi rapat seminar sore ini, akhirnya, perutku mendapatkan hadiah yang luaarrr biasa. Ayam bakar lezat serta canda tawa hangat bersama teman teman di dinginnya suasana sore tadi. Kebersamaan itu memang indah, kawan. Sampai tanpa disadari aku menjadi juara. Juara 1 menghabiskan makanan, mengalahkan 2 lelaki di hadapanku. Semua berdecak kagum atas prestasiku, bahkan menawariku untuk nambah..ck.ck.ck..Perutku tak bisa berkompromi soal makanan! :p

Tapi, ada sedikit rasa kecewa yang menyeruak saat bapak tak bisa berkunjung ke rumahku di jogja ini, lebih tepatnya, ke kamarku yang sederhana ini. Pekerjaan membuat beliau ada di bantul hari ini, tetapi tidak untuk ada di kota jogja, apalagi lewat jalan gejayan, atau masuk ke jembatan merah?? Oh,tak mungkin. Beliau hanya berkata tidak bisa mampir karena khawatir kemalaman. Ouuh,,you know what?? I miss him so much !! aku pun masih harus bersabar menunggu untuk bisa bertemu kembali dengan keluarga dan rumah hijau yang selalu merindukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...